Dinkes Bahas Penanganan DBD
LHOKSEUMAWE - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lhokseumawe, Kamis (7/5) menggelar rapat koordinasi lintas sektoral membahas upaya penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD), di Aula Kantor Bappeda. Rapat yang diikuti unsur pemerintahan, termasuk DPRK, TNI/Polri, dan rumah sakit, menghasilkan sejumlah rekomendasi.
Di antara rekomendasi yang dihasilkan yaitu, perlunya dukungan dari semua pihak terutama Pemko Lhokseumawe agar segera membuat peraturan Walikota tentang penanganan DBD. Selain itu, dinas juga akan menggerakkan masyarakat untuk ikut serta melakukan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN), memberikan penyuluhan, dan membagikan selebaran. Rekomendasi lainnya, dinas juga akan membentuk tim deteksi dini penyakit DBD, meski selama ini Dinkes Lhokseumawe sudah memiliki kader baik di sekolah maupun LSM. “Kita juga akan memperluas area fogging di lokasi yang endemis DBD,” kata Kadis Kesehatan Kota Lhokseumawe, Saifuddin Saleh.
Sementara itu, dalam rapat tersebut Direktur Kesehatan Yakesna PT Arun, dr Safri menyarankan, agar Dinkes Lhokseumawe meningkatkan fungsi petugas puskesmas sebagai detektor terhadap penyebaran DBD. Petugas di puskesamas, katanya lagi, seharusnya lebih cepat mengetahui jika ada gejala DBD. “Menurut saya, ini sangat penting karena petugas puskemas paling dekat dengan masyarakat. Mereka harus proaktif dalam mencari tahu dan mengawasi terjangkitnya DBD. Usahakan dalam 1x24 jam harus diketahui di mana sumbernya, ini akan sangat membantu,” kata dr Safri.(saf) Serambi Indonesia
Di antara rekomendasi yang dihasilkan yaitu, perlunya dukungan dari semua pihak terutama Pemko Lhokseumawe agar segera membuat peraturan Walikota tentang penanganan DBD. Selain itu, dinas juga akan menggerakkan masyarakat untuk ikut serta melakukan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN), memberikan penyuluhan, dan membagikan selebaran. Rekomendasi lainnya, dinas juga akan membentuk tim deteksi dini penyakit DBD, meski selama ini Dinkes Lhokseumawe sudah memiliki kader baik di sekolah maupun LSM. “Kita juga akan memperluas area fogging di lokasi yang endemis DBD,” kata Kadis Kesehatan Kota Lhokseumawe, Saifuddin Saleh.
Sementara itu, dalam rapat tersebut Direktur Kesehatan Yakesna PT Arun, dr Safri menyarankan, agar Dinkes Lhokseumawe meningkatkan fungsi petugas puskesmas sebagai detektor terhadap penyebaran DBD. Petugas di puskesamas, katanya lagi, seharusnya lebih cepat mengetahui jika ada gejala DBD. “Menurut saya, ini sangat penting karena petugas puskemas paling dekat dengan masyarakat. Mereka harus proaktif dalam mencari tahu dan mengawasi terjangkitnya DBD. Usahakan dalam 1x24 jam harus diketahui di mana sumbernya, ini akan sangat membantu,” kata dr Safri.(saf) Serambi Indonesia
ya ya, apa arti DBD
ReplyDelete